TRADISI ‘KEPUNGAN’


Kemarin tanggal 20 November 2018 (Selasa) seluruh umat muslim di dunia memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pasti banyak cara orang memperingati hari kelahiran Nabi tauladan kita ini. Di tempatmu bagaimana peringatannya?

Di kampungku, Dusun Karanggude Desa Baleraksa Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga (yang kalau kalian search di map daerahnya masih berwarna ijo ☺) peringatan hari Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati dengan tradisi “Kepungan” yang kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia artinya sama saja dengan “berkumpul”.


   Sumber: facebook.com/zhivlonk

Apa itu “Kepungan”?

Aku kurang paham sejak kapan tradisi ini dimulai. Tapi menurutku tradisi ini patut untuk dilestarikan agar tidak punah.

Kan kuceritakan tentang "Kepungan" ini ya.. ☺
Saat aku berusia 6 tahun, aku pernah mengikuti Kepungan tersebut. Tempatnya ada di Balai Desa Baleraksa yang berlokasi di Dusun Karanggude. Tapi kebetulan tahun ini tempatnya bergeser di Masjid Jami' Darul Falah

Pada pagi hari sekitar pukul 07.30 orang-orang berbondong-bondong mendatangi Balai Desa mengenakan pakaian muslim terbaik mereka. Ibu-ibu, anak-anak, dan remaja, semuanya datang. Tak ketinggalan para sesepuh desa terutama kaum bapak-bapak dan eyang-eyang telah mempersiapkan peralatan untuk menyenandungkan lagu-lagu sholawat. Pokoknya peralatan Qosidah tradisional lah, karena hanya terdiri dari genjring, kendang, dan pengeras suara, serta buku kumpulan sholawatan yang legendaris (warna jingga kekuning-kuningan itu).

Sejak pagi semua orang akan bersama-sama melantunkan lagu sholawatan dengan tujuan untuk memuji keagungan Nabi Muhammad SAW. Aku sendiri sampai sekarang belum terlalu paham isi dari lagu sholawat yang dinyanyikan itu, syairnya pun aku tak tahu (jangan ditiru ya? ☺). Tapi semua orang menyanyikannya dengan penuh suka cita.

Suasana ramai dari tabuhan alat musik tradisional serta nyanyian lagu sholawatan terus berlangsung hingga mendekati waktu Dhuhur. Sebelum waktu Dhuhur tiba, sekitar ukul 11 siang, kaum perempuan atau ibu-ibu akan mengirimkan makanan untuk sanak saudara yang sebelumnya telah ada di Balai Desa.


 Sumber: facebook.com/zhivlonk

Sejenak keramaian tabuhan dan lagu sholawatan pun digantikan dengan acara menikmati makanan bersama-sama (makanan masing-masing maksudnya ☺). Biasanya makanan yang dihidangkan sangat banyak, lebih tepatnya beraneka ragam. Mulai dari makanan utama yaitu nasi dan lauk auk, buah-buahan, dan juga aneka jajanan tradisional. Pokoknya semuanya spesial tidak seperti hari-hari biasanya.

Jika waktu Dhuhur tiba, maka acara akan diistirahatkan untuk menunaikan Sholat Dhuhur terlebih dahulu. Ada pula beberapa yang pulang dulu kerumah, tidur siang hehe.. Setelah Sholat Dhuhur, acara akan kembali dimulai pada pukul 13.00. Semua akan kembali berkumpul dan menyanyikan lagu sholawatan. Acara “Kepungan” ini selesai ada waktu Ashar dan diakhiri dengan do’a bersama.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW tidak serta merta mengenai perayaannya saja, melainkan bagaimana cara kita sebagai umatnya mampu menjadikan beliau sebagai suri tauladan dalam kehidupan kita sehari-hari dan terus menghidupkan sunnah-sunnahnya.

Semoga kita termasuk ke dalam umat yang mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad SAW kelak di Yaumul Akhir. Allohumma aamiin..

Komentar

  1. Masih ada ya Kepungan gini. Desaku ada, tapi pas sebulan sebelum Sedekah Bumi

    BalasHapus
  2. ada mba, itu pas maulid nabi hari H nya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer