SINERGI PARIWISATA DALAM SAFARI JURNALISTIK 2018
“Jurnalis bukan hanya mereka yang bekerja menghasilkan berita di media massa, tapi semua orang yang mengabarkan berita melalui media apapun baik oral, visual, maupun tulisan juga termasuk jurnalis”.Begitulah sedikit pembukaan yang disampaikan oleh Kasi Pengembangan dan SDM Pariwisata Dinporapar Kabupaten Purbalingga, Wasis Abadi.
Sumber : GenPI Purbalingga |
Semua peserta safari berangkat dari Kantor Dinporapar menuju destinasi pertama yaitu Serang, tepatnya D’Las. Disini semua peserta mendengarkan penjelasan tentang asal muasal D’Las dan dilanjutkan dengan meng-explore D’Las. D’Las jadi salah satu destinasi yang cukup booming di tahun 2018 karena jumlah pengunjung selalu mengalami peningkatan yang signifikan.
Icon D'Las Serang Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Spot Foto di Taman Selfie D'Las Sunber : Dokumentasi GenPI Purbalingga |
Spot Foto Favorit di Serang Garden Sumber : Dokumentasi GenPI Purbalingga |
Ada spot foto dengan property kincir angin ala-ala Negeri Belanda yang bakal kamu lihat pertama kali masuk ke tempat ini. Spot foto lainnya yang juga favorit adalah miniatur kereta negeri dongeng, tapi tanpa kuda ya? Hehe.. Dengan background langsung Gunung Slamet foto kalian bakal bagus banget. Kalau kamu pengen explore seluruh area Serang Garden bisa lewat gardu pandang, karena baru cuma ada satu jadi harus gantian. Semua landscape di Serang Garden bakal keliatan semua.
“Kalau harga tiket berapa?” Harga tiket buat menikmati Serang Garden cukup Rp5.000,- pada weekday dan Rp10.000,- pada weekend. Serba murah deh di Desa Wisata Serang. Jangan khawatir ya, walaupun masih baru tapi tempat ini sudah lengkap fasilitasnya, ada toilet, mushola, yang laper juga ada warung dan gazebo untuk menikmati makanan sambil memandang aku eh pemandangan maksudnya. Kamu bisa kepoin ig nya juga biar tau Serang Garden di @seranggarden.id
Destinasi selanjutnya adalah Golaga (Goa Lawa Purbalingga) di Desa Siwarak Karangreja. Setahun terakhir menjadi cukup viral karena cafe dalam guanya yang memang cuma ada di Golaga. Ditambah lagi goa yang tak lagi memberikan kesan seram karena dalam goa sudah penuh warna, seperti tema Purbalingga Vaganza kemarin "Warna-warni Purbalingga. Hehe..
Malam hari menjadi puncak acara Safari Jurnalistik 2018. Semua peserta safari diberikan kesempatan untuk melakukan susur gua di malam hari, merasakan sensasi susur gua di tengah udara yang dingin disertai kabut yang terus turun dan semakin tebal bahkan beberapa peserta safari menggigil saking dinginnya, tapi semua aman.
Ada satu rahasia umum di Golaga. Jika kamu masuk ke dalam Golaga semua akan tampak sama baik siang atau malam hari dan ini sudah terbukti setelah melakukan susur goa kemarin. Hehe..
Ada banyak mitos di golaga ini, mulai dari adanya Goa Angin yang konon jika ditelusur lebih jauh bisa sampai ke Cirebon, mata air Pancuran Slamet yang dipercaya bisa membuat awet muda dan enteng jodoh. Percaya atau tidak, Golaga ini makin hari makin cantik dengan segala keindahan bawah tanahnya.
Begitulah kira-kira keseruan acara Safari Jurnalistik 2018 yang memiliki pesan tersirat bahwa dalam meningkatkan pariwisata kita butuh sinergi dari pengelola wisata, pegiat wisata, dan juga media. Semoga target kunjungan pariwisata di Kabupaten Purbalingga di tahun 2019 tercapai.
Salam Pesona Indonesia.. Wonderful
GenPI.. Gass..
Hiyah.. fotoku nampang di situ, hihihihi..
BalasHapusYang susur goa di malam hari itu rasanya luar biasa juga, jarang-jarang kan jelajah goa di malam hari. :D